Pengantar
1. menyambut tahun baru, terutama taun baru hijriyah, kita diingatkan kepada beberapa hal. Antara lain;
a. sistem penaggalan (alamanak) karena tahun hijriyah mempunyai perbedaan sistem dibanding dengan tahun “umum” yang banyak dipergunakan.
b. Peristiwa hijrah nabi yang menjadi titik tolak tahun alamanak islam.
c. Hubungn antara sistem alamanak ini dengan masalah-masalah keagamaan.

2. selanjutnya memperingati tahun baru hijriyah tentu akan selalu meningkatkan gairah kebangkitan umat Islam, meningkatkan gerak perjuangan memerangi kemiskinan, kebidihan dan keterbelakangan yang sampai sekarang membelenggu sebagian besar ummat.

Sistem penanggalan


1. kita mengenal dua macam sistem peninggalan, yaitu;
a.sistem syamsiah, yaitu penanggalan yang berdasar peredaran bumi mengelilingi matahari sambil si bumi berputar 395 ¼ kali satu kali keliling, dihitung satu bulan (wulan). 12 bulan disebut satu tahun.
b. sitem qomariyah, yaitu penanggalan berdasar peredaran bulan mengelilingi bumi, + 29 ½ hari. Satu kali keliling dihitung satu bulan. 12 bulan disebut satu tahun.

2. alamanak Islam menggunakan sistem penanggalan qomariyah, berangkat dari peredaran bulan mengelilingi bumi, dihitung satu bulan.
a. jumlah bulan ada 12 dan 12 bulan dihitung satu tahun, sebagaimana firman Allah ;

“sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah 12 bulan, dalam penetapan Allah, ketika dia menciptakan langit dan bumi, …….”(At-Taubah 36.)

b. semua urusan keagamaan (Islam) diatur dengan sistem penanggalan qomariyah, seperti puasa Ramadlon, Idul Fitri, ibadah haji, Idul adha, ukuran baligh (kedewasaan) dan sebagaimya.

SISTEM PENANGGALAN ISLAM
1. alamanak Islam yang menggunakan sistem qomariyah, memang lebih akurat untuk mengatur peribadatan yang memerlukan ketentuan waktu.
a. setiap pergantian bulan (umpamanya : dari Ramadlan ke Syawal) ditandai oleh “peristiwa alam” yang tegas, yaitu keberadaan tiga unsur (matahari, bumi dan bulan) pada posisi “satu garis lurus” yang dalam istilah ilmu falak disebut “ijtima’ annayyiroin”
b. pergantian pada penanggalan “umum” patokannya yang alami terjadi tahunan, kemudian batas bulanan “dibikin-bikin” sendiri oleh manusia, tanpa patokan alami.

2. sejak jaman pra Rasulullah, bulan-bulan yang dua belas sudah dipergunakan (muharram, Shafar, Rabi’al Awwal, Rabi’utsani, Jummadil awwal, Jumadilakhir, Rajab, Sya’ban, Ramadlan, Syawal, Dzilqo’dah, dan Dzilhijjah). Tetapi tahun belum ada urutannya, hanya diberi nama berdasar peristiwa besar yang terjadi di dalamnya, seperti tahun gajah, dan sebagainya.

3. ketika Islam sudah berkembang, apalagi setelah terjadi kontak dengan negara lain (yang sudah punya penanggalan), maka dirasakan sangat mendesak adanya “tahun Islam” disamping bulan-bulan Islam, maka jaman khalifah Umar ibul Khattab diusahakan ada tahunIslam secara berurutan (tahun satu, taun dua, dan seterusnya).

4. ada tiga hal yang dipertimbangkan menjadi titik tolak (hitung-hitungan pertama) tahun Islam, yaitu (a) saat lahirnya Nabi (maulid) b). keangkatan menjadi Rosul (Muzulul Qur’an) dan c). Hijrah. Akhirnya pilihan jatuh kepada HIJRAH menjadi titik tolak tahun Islam. Hijrah itu terjadi lebih dari 15 tahun sebelum keputusan itu diambil.

5. dipilihnya HIJRAH sebagai titik tolak hitungan tahun Islam, menunjukkan bahwa Islam lebih mengutamakan “peristiwa sangat penting” yang berisi perjuangan berat ummat. Hijrah adalah peristiwa maha penting di dalam sejarah pengembangan Islam.

a. Hijrah adalah gerak perjuangan berdasar “strategi Agung” yang digariskan oleh Allah SWT, untuk mendapatkan “Markas Perjuangan” baru yang lebih menguntungkan pengembangan Islam, setelah 13 tahun lemahnya berada pada posisi terkepung si Makkah.
b. Hijrah adalah gerak perjuangan yang melibatkan semua (setiap) individu muslim tanpa kecuali, sehingga satu persatu pribadi muslim ikutserta di dalamnya.

6. Ketika Islam sudah tersebar luas di Indonesia, maka raja Mataram, Sultan Agung Hayakrakusuma pada abad XVI M, mengintegrasikan bulan-bulan Islam kedalam alamanak Jawa, yang disebut tahun Saka. Dengan tetap menggunakan hitungan tahun lama, itu agak berubah.
a. Muharram menjadi Suro, diambil dari kata asyuro’. Tanggal 10 Muharram yang merupakan hari bersejarah nabi-nabi.
b. Shafar menjadi sapar
c. Rabi’ul Awwal menjadi Mulud berasal dari kata Mawlud/mawlid hari lahir (bagi nabi Muhammad SAW)
d. Rabi’uts Sani menjadi bakda Mulud (sesudah bulan Mulud)
e. Jumadil Awwal menjadi Jumadilawal,
f. Jumadil akhir menjadi Jumadilakhir
g. Rajab menjadi rejeb
h. Sya’ban menjadi ruwah, dari kata Arwah (roh-roh) karena pada bulan itu (menjelang bulang Ramadlan), orang banyak mengingat mereka yang sudah meninggal dan berdo’a untuk mereka.
i. Ramadlan menjadi pasa, karena orang sua berpuasa wajib
j. Syawal menjadi sawal
k. Dzilqo’dah menjadi Dalkadiah atau Sela (atau Apit), karena nyela-nyelani atau diapit oleh dua hariraya (idul Fitri dan Idul Adha)
l. Dzulhijjah menjadi Besar, karena ada hari raya yang besar, yaitu hari raya haji, Idul Adha.

III. Proses Peristiwa Hijrah

27 Rajab, dua tahun sebelum Hijrah
• Rasullulah, ketika Isra’ diberitahukan oleh malaikan Jibril, bahwa beliau haru hijrah.
• Sebelum Hijrah ke Madinah, beberapa sahabat sudah pernah berhijrah ke Abasyah (abessinia) dua tahap.

Musim-Musim Haji antara Isra’ dan Hijrah
• Rasulullah menemui sekelompok kecil penduduk Madinah (7 orang) yang berada di Mina ( dekat Jumrah Aqobah), diajak masuk Islam. Mereka menerima bahkan sanggup menyebarkan Islam di Madinah. Mereka dibai’at oleh Rasulullah (Bai’ah Aqbah pertama)
• Pada musim Hji berikutnya, 12 orang bertemu dengan Rasulullah mereka juga dibai’at dengan sebutan “Bai’atun Nisa” karena isi bai’at (janji) sama dengan janji wanita yang tersebut dalam surat Al-Mumtahinah ayat 12.
• Pada musim haji berikutnya, 70 orang datang menemui Rasulullah dengan diam-diam, berbai’atdi sebut dengan bai’atur aqobah kedua. Beliau mengangkat 12 orang “kader inti” untuk meningkatkan dakwah di madinah, sekaligus mempersiapkan diri menyambut kehadiran Rasulullah di Madinah.

Malam Jum’at 28 Syafar (53 tahun dari tahun Gajah)
• “Pasukan Maut” yang khusus dibentuk oleh kaum kafir Makkah untuk membunuh Rasulullah telah mengepung rumah beliau.
• Datang perintah Allah SWT untuk bergerak melaksanakan Hijrah sahabat Ali yang tidur serumah diperinyahkan tinggal di Makkah sementara, untuk membereskan beberapa urusan. Rasulullah keluar menuju rumah sahabat Abu Bakar. Pasukan pengepung tidak melihat beliau keluar, berkat do’a bacaan Al-Qur’an yang di baca oleh Nabi.
• Di Rumah sahabat Abu Bakar diatur secara cermat dan matang segala hal; onta, penunjuk jalan, bekal perjalanan, pengamanan, kiriman makanan minuman ke gua selama bersembunyi dan lain-lain. Siti Asma’ binti Abu Bakar bersama saudaranya memikul tugas ini.
• Rasulullah bersama sahabat Abu Bakar bersembunyi di gua Tsaur selama 3 hari selalu mendapat kiriman makanan/minuman dan mendapat keamanan situasi di luar gua.
Senin 1 Rabi’ul Awwal
• Rasulullah bersama sahabat Abu Bakar, Abdullah bin Draiqith (penunjuk jalan) dan Amir bin …..berangkat dengan dua ekor unta menuju Madinah.
• Kaum Kafir Makkah ribut karena kehilangan “buruan”. Mereka menjanjikan 100 ekor unta bagi siapa yang dapat menangkap Rasulullah Muhammad. Suraqoh bin …. Sanggup dan berusaha menangkap Rasulullah, namun gagal total, bahkan menyerah masuk Islam. Demikian juga Buraidah ibnul Husaib ingin menangkap Rasulullah, tetapi menyerah masuk Islam, bahkan meniring beliau sampai ke Madinah.

oleh : A. Muchith Muzadi.


HOME | BACK | NEXT

Posting Lama Beranda